sudah lama dari tulisan saya terakhir tentang arti cinta yg tidak pernah hilang, skg saya kembali menulis tentang arti sahabat menurut versi saya, herviana :) yg sering dpanggil beb mun atau bahkan si qucil oleh sahabat2 saya,,,
2 tahun berlalu tanpa kehadiran sahabat2 saya yg selalu setia dalam keadaan apapun,,,dsini,dipulau ini,dalam rantauan saya, hanya suami tercinta yang bisa mengisi kekosongan ruang didalam hati saya setiap kali saya merindukan kehadiran sahabat2 saya. mungkin anda berfikir kenapa saya tidak berusaha mencari sahabat baru ditempat yang baru ini?? yaa,,saya berusaha untuk mencarinya, berharap menemukan sosok yang kurang lebih sama seperti sahabat2 saya djogja atau bahkan diaceh dan kalimantan, tetapi ternyata mencari sahabat itu tidak semudah mendapatkan lokasi rumah tempat tinggal kita (meskipun menurut pengalaman saya itu juga susah,hihihi,,,1 kota diputerin, kluar masuk gang, tanya sana sini, harus mempertimbangkan apa banyak air dsitu, daerah timbunan laut atau bukan, aman atau tidak daerahnya dll, jadi kl mencari sahabat lebih susah dari mendapatkan lokasi rumah tinggal, bisa dibayangkan gimana "rempong"nya kan ;p okay mari kembali ke topik awal :D). saya termasuk tipe yang tidak bisa untuk sendiri tanpa org2 yg saya sayangi (dan menyayangi saya) termasuk para sahabat, krn itu i'm trying so hard to found a new bestfriend here. berkenalan dengan teman2 baru, it's was so fun to know their culture and personality. i started to enjoy my new life here. ada beberapa teman yg saya anggap bisa masuk dalam "level yg lebih dari sekedar teman". mencoba melakukan pendekatan dan saling tukar cerita tentang ke"galau"an hati krn hidup dipulau yg notabene benar2 berbeda dgn kota asal saya sebelumnya, tentang kehidupan baru saya, sedikit menceritakan rahasia saya (krn saya mulai mempercayainya), menghabiskan hari2 dengan belajar hal2 baru dsitu. 1 bulan, 2 bulan sampai hampir setahun mulai dekat dengan beberapa orang teman, dan mulai terlihat satu per satu asli mereka, mana yg bisa dipercaya dan mana yg patut diwaspadai.
pada suatu hari (krn sudah ditakdirkan seperti itu) timbul salah paham (dengan teman yg bisa dbilang lbh dekat dr teman yg lain) yg seharusnya itu tidak terjadi jika dia mempunyai rasa pengertian yg lebih untuk memahami arti sebuah "kode etik" dalam hidup ini . sesuatu itu tidak akan menjadi masalah yg pada akhirnya akan membuat saya merasa terpojok oleh kata2nya yg tidak peduli akan menyakiti hati saya atau tidak. tapi saya bersyukur dengan begitu, 1 hal sudah teruji bahwa dia bukanlah kontestan yg patut menduduki "level lebih dr sekedar teman" itu. semua menjadi jelas menunjukkan siapa dia sebenarnya, dengan menceritakan semua rahasia saya yg dia ketahui ( apa dia lupa ya arti dr rahasia itu) kepada teman yg lain dan menjelek2kan saya. sakit rasanya mendengar hal itu dari teman saya yg lain, dan yg lbh menyakitkan ada bbrp org yg tidak tau duduk permasalahannya ikut2 men-judge me. saya memilih untuk mulai menjauhkan diri saya dari dia, bukan krn saya mendapatkan teman yg lain tp krn saya sudah cukup dengannya, dengan smua yg sudah dia lakukan terhadap saya. menurut saya pengkhianatan tdk bisa ditolerir. tapi ya bisa dtebak bahwa dlm hal ini saya lah yg disalah krn seolah2 saya meninggalkan, mencampakkan dia. terkadang org terlalu sibuk menyalahkan org lain tsb yg pergi dan hilang dr dlm hidupnya bukannya introspeksi knp org itu bisa menjauh darinya. 1 pembelajaran hidup yg saya terima, jangan mudah percaya sama org baru!
teman yg lain, awalnya baik tapi akhir2 ini ntah krn apa, sepertinya faktor I (baca: iri ,padahal apa siy yg bisa di-iri-kan dari saya??) mulai membuat hidup saya tersakiti dengan kata2 tajamnya dan sindiran2nya bahkan menyangkut blm dapatnya rejeki yg dtitipkan Allah ke saya berupa anak. tidak ada yg lebih menyakitkan drpd dhina dan dfitnah ttg itu. bukankah masalah anak itu smua kembali kepada yg punya hidup,,,saya tidak pernah sedikitpun mencampuri hidupnya tapi kenapa dia mencampuri kehidupan saya bahkan mencela. simpel saja, hidupku hidupku, hidupmu hidupmu. pembelajaran lainnya, sebaik apapun manusia itu, pasti akan ada manusia lain yg tidak menyukainya, dsni kita belajar utk tidak mengurusi hal orang lain. bukan berarti saya manusia baik ya krn saya hanya manusia biasa yg tak luput dari salah (klise bukan). teman yg baik tidak akan menjatuhkan temannya sendiri.
jadi untuk sekarang saya tidak akan
mencari dulu, cukup sahabat setia saya yg tulus meskipun kami terpisah
lautan. bukan quantitas yg dcari tapi kualitas dari persahabatan.
sungguh sebenarnya saya sangat bahagia mempunyai sahabat spt beb ngat,
beb tan, beb mut, beb din, beb cie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar